Mengenal Lebih Dekat Struktur Organisasi dan Mekanisme Kerja IDI

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) adalah organisasi profesi dokter yang terstruktur rapi, dirancang untuk mengemban misi berat dalam menjaga profesionalisme, etika, dan kualitas pelayanan kesehatan di Indonesia. Memahami struktur dan mekanisme kerjanya membantu kita mengapresiasi peran krusial IDI.

 

Cela peut vous intéresser : IDI dan Isu Vaksinasi: Edukasi, Kampanye, dan Kontroversi

Struktur Organisasi IDI

 

IDI memiliki struktur hierarkis yang menjangkau seluruh wilayah Indonesia, dari tingkat pusat hingga cabang:

A lire également : Comment organiser une visite des châteaux de la Loire, France, en vélo?

  • Pengurus Besar (PB IDI): Ini adalah badan pimpinan tertinggi di tingkat nasional, berkedudukan di Jakarta. PB IDI bertanggung jawab merumuskan kebijakan organisasi, mengawasi pelaksanaan program, serta mewakili IDI di tingkat nasional maupun internasional. Ketua Umum PB IDI adalah pucuk pimpinan organisasi.
  • Pengurus Wilayah (PW IDI): Berada di tingkat provinsi, PW IDI mengoordinasikan cabang-cabang IDI di wilayahnya. Mereka melaksanakan program kerja yang selaras dengan kebijakan PB IDI, namun disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik daerah masing-masing.
  • Pengurus Cabang (PC IDI): Ini adalah unit organisasi paling dasar yang berada di tingkat kabupaten/kota. PC IDI adalah ujung tombak pelayanan kepada anggota di daerahnya, menyelenggarakan kegiatan ilmiah, advokasi lokal, dan membina hubungan dengan pemerintah daerah serta fasilitas kesehatan setempat.
  • Perhimpunan Profesi/Kolegium: IDI juga menaungi berbagai perhimpunan spesialis atau kolegium dokter (misalnya Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia/PAPDI, Kolegium Obstetri dan Ginekologi Indonesia). Perhimpunan ini fokus pada pengembangan ilmu dan standar praktik di bidang spesialisasi masing-masing, serta berperan dalam pendidikan dan sertifikasi dokter spesialis.
  • Badan Kelengkapan: Untuk mendukung fungsinya, IDI memiliki beberapa badan kelengkapan penting:
    • Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK): Ini adalah badan independen yang bertugas menegakkan Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI). MKEK memeriksa dugaan pelanggaran etik oleh dokter dan merekomendasikan sanksi yang sesuai.
    • Majelis Pengembangan Pelayanan Keprofesian (MPPK): Badan ini fokus pada pengembangan dan peningkatan mutu pelayanan kedokteran, termasuk program pendidikan kedokteran berkelanjutan (P2KB).
    • Majelis Hukum Kedokteran Indonesia (MHKI): Memberikan pertimbangan dan bantuan hukum terkait praktik kedokteran, baik bagi organisasi maupun anggota.

 

Mekanisme Kerja IDI

 

Mekanisme kerja IDI didasarkan pada prinsip musyawarah mufakat, profesionalisme, dan otonomi profesi:

  • Musyawarah Nasional (Mukernas) dan Rapat Kerja: Kebijakan utama IDI ditetapkan melalui Mukernas yang diselenggarakan secara berkala, melibatkan perwakilan dari seluruh wilayah dan cabang. Hasil Mukernas kemudian diimplementasikan melalui rapat kerja dan program-program di setiap tingkatan.
  • Sistem Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan (P2KB): IDI mewajibkan anggotanya untuk terus meningkatkan kompetensi melalui P2KB. Setiap dokter harus mengumpulkan Satuan Kredit Profesi (SKP) melalui berbagai kegiatan ilmiah (seminar, lokakarya, publikasi) untuk perpanjangan Surat Tanda Registrasi (STR) mereka yang dikeluarkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia (KKI). Ini adalah mekanisme kunci untuk menjaga standar praktik.
  • Penegakan Kode Etik: Ketika ada laporan dugaan pelanggaran etik, MKEK akan melakukan investigasi, klarifikasi, dan sidang etik. Keputusan MKEK bersifat rekomendatif, namun memiliki bobot moral dan profesional yang kuat. Jika diperlukan, MKEK dapat merekomendasikan sanksi kepada pihak berwenang (misalnya KKI untuk STR atau Dinas Kesehatan untuk SIP).
  • Advokasi dan Kemitraan: IDI secara aktif menjalin komunikasi dan kemitraan dengan pemerintah (Kementerian Kesehatan, DPR), lembaga lain (BPJS Kesehatan, KKI), serta organisasi masyarakat sipil. IDI memberikan masukan, rekomendasi, dan kritik konstruktif terhadap kebijakan atau isu kesehatan.
  • Pembinaan Anggota: Di tingkat cabang, IDI secara rutin menyelenggarakan pertemuan ilmiah, forum diskusi, serta kegiatan sosial untuk mempererat hubungan antaranggota, berbagi pengetahuan, dan memberikan dukungan profesional.

Dengan struktur yang terdesentralisasi namun terintegrasi, serta mekanisme kerja yang menitikberatkan pada pengembangan profesionalisme dan penegakan etika, IDI berupaya keras untuk memastikan bahwa profesi dokter di Indonesia tetap bermartabat dan memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat.

situs toto

bento4d

slot gacor

CATEGORIES:

Actu